Sebaliknyajika guru memberikan penhargaan, bersikap mendukung dalam menilai prestasi siswa, maka lebih besar kemungkinan siswa-siswa akan menilai dirinya sebagai orang yang mampu berprestasi. Penghargaan untuk berprestasi merupakan dorongan untuk memotivasi siswa untuk belajar. Dorongan intelektual adalah keinginan untuk mencapai suatu
Oleh Khifni NasifPujian adalah pernyataan rasa kagum dan penghargaan kepada sesuatu yang dianggap baik, indah dan sebagainya. Memang wajar jika kita memuji kepada seseorang atas prestasinya atau kebaikan-kebaikanya. Apalagi jika orang tersebut punya hubungan dekat dengan kita, misalnya sahabat, kerabat, orang tua, anak dan sebagainya. Pujian jika dilihat dari objeknya ada dua macam. Pertama untuk diri sendiri kedua untuk orang lain. Pertama, pujian untuk diri sendiri. dalam hal ini Imam An-Nawawi di dalam kitab Al-Adzkar membagi dua macam hukum memuji diri sendiri 1. Madzmum tercela jika dilakukan untuk membanggakan diri sendiri, menunjukkan keluhuran diri sendiri, serta membedakan dari orang lain dan semacamnya. Allah berfirman dalam Surat An-Najm ayat 31 فَلا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ النجم 31 Dalam tafsir Al-Wajiz potongan ayat tersebut ditafsiri dengan فلا تمدحوا انفسكم ولا تبرئوها من الذنوب “Maka janganlah kalian memuji diri kalian dan jangan merasa bersih dari dosa.” Begitu pula dalam Surat An-Nisa’ 49 الم تر الى الذين يزكون أنفسهم بل الله يزكى من يشاء ولا يظلمون فتيلا النساء 49 Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih? Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendakinya dan mereka tidak dianiaya sedikitpun. QS. An-nisa’ 49. Ayat tersebut menggambarkan orang-orang yang memuji terhadap diri dan amal perbuatanya serta merasa diriya suci dan jauh dari kejelekan, sebagaimana orang-orang Yahudi dan Nasrani, bahkan mereka sangat kelewat dalam memuji dirinya sendiri dengan ucapan mereka نحن ابناء الله واحباؤه kita adalah anak-anak Allah dan para kekasihnya. Maha suci Allah dari apa yang mereka ucapkan. 2. Mahbub terpuji jika demi kemaslahatan. seperti amar makruf nahi munkar, mendamaikan antara dua orang yang bertikai, memberikan nasihat, mendidik, dan sebagainya. Dalam hal ini boleh memuji diri sendiri dengan menuturkan kebaikan diri sendiri disertai dengan adanya tujuan kemaslahatan tersebut. Sehingga dengan menutur kebaikan diri sendiri, ucapan atau nasihatnya akan lebih mudah diterima serta lebih meyakinkan orang lain, sebagaimana ucapan nabi Yusuf As terhadap penguasa saat itu yang terekam dalam Al-Qur’an surat yusuf 55 قال اجعلنى خزائن الارض انى حفيظ عليم “Yusuf berkata jadikanlah aku bendaharawan Negara mesir, sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan.” Nabi Yusuf menyebut kebaikan dirinya di hadapan penguasa agar penguasa tersebut mau mengangkatnya sebagai bendaharawan negara, sehingga Nabi Yusuf bisa menegakkan hukum-hukum Allah serta menegakkan kebenaran dan keadilan, dan tidak ada yang mampu melakukan semua itu melainkan hanya beliau. Begitu pula kisah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika beliau membagikan ghanimah harta rampasan perang, di antara orang munafik ada yang menganggap Rasulullah tidak adil dalam membaginya sehingga Rasulullah berkata والله إني لأمين في السماء أمين في الأرض “Demi Allah sesungguhnya aku adalah sejujur-jujurnya orang di langit dan di bumi.” Di antara sahabat Nabi yang pernah memuji dirinya sendiri dalam rangka ta’lim pendidikan adalah Abu hamid al-Sa’idi. Saat menyampaikan bagaimana shalat Rasulullah kepada para sahabat lain, ia berkata أنا أعلمكم بصلاة رسول الله صلى الله عليه وسلم “Saya adalah orang yang paling tahu mengenai shalat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.” Kedua pujian untuk orang lain. Imam Al-Ghazali di dalam Ihya’ Ulumiddin menjelaskan bahwa di antara malapetaka yang disebabkan lisan adalah sebuah pujian. Oleh karena itu memuji kepada orang lain tidak sepenuhnya dianjurkan, bahkan terkadang pujian tersebut dilarang karena bisa menimbulkan dampak negatif yang sangat membahayakan, baik bagi orang yang memuji maupun orang yang menerima pujian. Malapetaka tersebut menurutnya ada enam, yang empat bisa membahayakan orang yang memuji dan yang dua membahayakan orang yang menerima pujian. Bagi orang yang memuji, bahaya atau petaka itu antara lain sebagai berikut Pertama, terkadang dia berlebihan lebay dalam memuji orang lain, sehingga ia terjerumus dalam kedustaan. Kholid bin Ma’dan berkata من مدح إماما أو أحدا بما ليس فيه على رؤوس الأشهاد بعثه الله يوم القيامة يتعثر بلسانه Barangsiapa memuji seorang pemimpin atau seseorang di muka orang banyak dengan sesuatu yang tidak ada padanya, niscaya dibhari kiamat Allah akan membangkitkanya dengan tergelincir disebabkan lisannya. Kedua dia memuji dengan berpura-pura menampakkan rasa cinta atau simpati yang tinggi, padahal sesungguhnya di dalam hatinya tidak. Dalam hal ini dia berbuat hipokrit munafiq serta mencari muka riya. Ketiga dia menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan realita. Sehingga pernyataanya adalah sebuah kebohongan atau bualan belaka. عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِى بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ أن رجلا ذكر عِنْدَ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم – فاثنى عليه رجل خيرا فَقَالَ النبي صلى الله عليه وسلم وَيْلَكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ ، ». يقوله مِرَارًا - ان كان احدكم مادحا لا مَحَالَةَ فَلْيَقُلْ أَحْسِبُ كذا وكذا ، ان كان يرى انه كذالك وحسيبه الله ولا يزكى على الله احدا » رواه البخاري Dari Abdirrahman bin Abi Bakroh dari ayahnya berkata sesungguhnya seorang lelaki disebut di dekat Rasulullah SAW. lalu lelaki yang lain memujinya maka Rasulullah berkata berulang-ulang,“Celaka, kamu telah menebas leher temanmu.” “Jika salah satu di antara kalian harus terpaksa memuji maka hendaklah ia berkata, “Saya kira si fulan demikian kondisinya, jika dia menganggapnya demikian, dan yang mengetahui kondisi sebenarnya adalah Allah dan janganlah menyucikan seseorang di hadapan Allah.. HR. Bukhori. Begitu pula Sayyidina Umar suatu saat pernah mendengar seorang lelaki melontarkan pujian pada orang lain, lalu beliau berkata pada orang tersebut “Apakah kamu pernah bepergian dengannya?” Lelaki tersebut menjawabnya, “Tidak.” “Apakah kamu pernah berinteraksi denganya dalam masalah jual beli dan mu’amalah lainya?” “Tidak.” “Apakah kamu bertetangga denganya di waktu pagi dan sore?” Tanya Umar lagi. “Tidak.” Sayyidina Umar berkata, “Demi Allah yang tiada tuhan selain-Nya kamu tidak mengenal orang tersebut.” Keempat, kadang-kadang dengan pujiannya, dia menyenangkan orang yang dipuji, padahal orang yang dipuji tersebut adalah orang dzalim atau fasik. sedangkan memuji orang dzalim atau orang fasik tidak diperbolehkan. Sebagaimana sabda Rasulullah إن الله تعالى يغضب اذا مدح الفاسق رواه ابن ابى الدنيا والبيهقي Sesungguhnya Allah SWT murka apabila ada orang fasik dipuji. HR. Ibnu Abiddunya dan Al Baihaqi.Adapun dua bahaya atau petaka yang bisa menimpa orang yang dipuji akibat pujian adalah Pertama menculnya sifat takabbur sombong dan u’jub bangga diri pada orang yang di puji, sehingga memandang orang lain berada di bawahnya. Keduanya adalah sifat yang bisa membinasakan. Al-Hasan radliyallahu anh berkata, Suatu saat Sayyidina Umar radliyallahu anh duduk bersama orang-orang, dan beliau memegang sebuah cemeti, lalu tiba-tiba datanglah Jarud bin Al-Mundzir dan salah seorang dari mereka mengatakan, “Orang ini adalah kepala suku Rabi’ah.” Perkataan tersebut didengar oleh Sayyidina Umar ra dan orang-orang disekitarnya termasuk Al Jarud bin Al-mundzir, ketika Al-Jarud mendekati Sayyidina Umar ra beliau memukulnya dengan cemeti. Al-Jarud pun berkata, “Apa yang terjadi antara saya dan engkau wahai Amirul Mukminin? Sayyidina Umar pun menjawab, “Apa yang terjadi antara saya dan kamu? Bukankah kamu mendengar ucapan tadi?” Al-Jarud menjawab, “Iya saya mendengarnya. Lalu Sayyidina Umar berkata, saya khawatir perkataan tadi bercampur dengan hatimu, lalu aku ingin menundukkan kepalamu. Kedua, dengan dipuji kebaikanya, maka dia akan merasa senang, puas dan bangga akan kebaikan tersebut, sedangkan orang yang membanggakan dirinya atas kebaikanya maka dia akan lengah atau teledor dalam beribadah kepada Allah, karena hanya orang yang memandang dirinya masih kurang amal kebaikanyalah yang selalu waspada dan bergegas dalam beribadah kepada Allah. Namun jika pujian tersebut tidak membahayakan baik bagi pelaku maupun penerima pujian, maka pujian semacam itu tidaklah dilarang, bahkan terkadang dianjurkan. Karena itulah Rasulullah Saw pernah memuji sahabatnya antara lain sahabat Abu Bakar dengan ucapanya, “Jikalau iman Abu Bakar dan iman manusia seluruh alam ditimbang niscaya akan lebih berat iman Abu bakar.” Begitu pula pujian yang lain kepada para sahabat lainya. Adapun bagi orang yang dipuji, Imam Al-Ghazali juga mengingatkan agar selalu waspada terhadap pujian dengan menjaga dirinya dari sifat sombong, membanggakan diri, serta menjaga dirinya agar tidak teledor terhadap amal-amal ibadahnya. Dan semua itu tidak dapat tercapai melainkan dengan cara memandang dirinya dengan pandangan hina dan lemah serta merenungkan akibat yang akan timbul seperti lembutnya riya dan bahaya yang lain, sesungguhnya dialah yang mengetahui pada dirinya tentang apa-apa yang tidak diketahui oleh orang yang memujinya. Dan hendaknya orang yang dipuji juga menampakkan ketidaksukaanya saat ia dipuji kepada orang yang memujinya jika pujian tersebut tidak sesuai dengan apa yang ada pada dirinya, Rasulullah bersabda احثوا التراب فى وجوه المداحين “Taburkanlah debu pada wajah orang yang berlebihan dalam memuji.” HR. Abu Dawud Serta hendaknya merasa malu terhadap pujian tersebut. sebagaimana dikatakan pula oleh Imam Atha’illah المؤمن إذا مدح استحيا من الله أن يثنى عليه بوصف لا يشهده من نفسه Orang mukmin sejati adalah apabila mendapatkan pujian dia merasa malu terhadap Allah atas pujian yang diterimanya, jika sifat tersebut tidak dimilikinya sama sekali. Begitu pula jika dia mendapat pujian yang telah terlontar dari mulut orang yang memuji hendaknya pula dia mengucapkan ucapan sebagaimana diucapkan Sayyidina Ali ketika menerima pujian اللهم اغفر لى ما لا يعلمون ولا تؤاخذنى بما يقولون واجعلنى خيرا مما يظنون “Ya Allah ampunilah diriku karena sesuatu yang tidak mereka ketahui, dan janganlah Engkau menyiksa diriku karena apa yang mereka katakana dan jadikanlah diriku lebih baik dari apa yang mereka sangka.” Dari uraian di atas bisa kita pahami bahwa suatu pujian bagaikan pedang bermata dua, yang bisa membahayakan, baik bagi pelaku maupun penerima pujian. Oleh karena itu kita harus bijak dan selektif ketika akan melontarkan pujian dan tidak terlalu murah mengobralnya, karena bisa saja kita sebagai orang yang melontarkan pujian bisa terhindar dari bahaya tersebut di atas, namun belum tentu bagi orang yang kita puji, sehingga maksud hati kita akan mengutarakan penghormatan atau penghargaan pada orang lain tapi justru kenyataanya kita malah menebas lehernya. Wallahu a’lam.
Sebuahprestasi dan pengorbanan para difabel yang mendapat pujian dari si trainer. Namun saya sangat tertarik dengan manusia di balik pesta olahraga itu. Arsitek yang membuat pesta olahraga untuk para difabel dapat berlangsung. Mereka adalah manusia dengan pemahaman yang luar biasa terhadap kebutuhan orang lain untuk mengaktualisasikan diri.
Memberikan pujian adalah salah satu elemen terpenting dalam kehidupan sosial. Hal itu terkadang dapat membuat keajaiban dalam hidup ini. Perhatikan saja orang yang dipuji karena karya atau usahanya, biasanya akan menghasilkan karya dan kerja keras yang lebih hebat. Kita seharusnya mengembangkan kebiasaan untuk memberikan perhatian sama seperti memberikan apresiasi terhadap hal-hal yang baik di sekeliling kita. Memberikan pujian yang tulus dan tidak berpura-pura serta tanpa pamrih akan bisa menjadi cara yang pasti untuk membawa keadaan sekeliling kita menjadi lebih baik. Inilah 5 alasan mengapa kita seharusnya memberikan pujian kepada seseorang 1. Memotivasi. Memuji seseorang menunjukkan bahwa dia sedang dikagumi. Hal itu akan memberikan motivasi kepada orang yang bersangkutan untuk melakukan sesuatu lebih baik dari sebelumnya. Andai saja kamu memuji masakan yang Ibumu buat, tentu saja dia akan senang dan membuat makanan untuk mu yang lebih enak. Jika kamu memuji rekan kerja atas kerja keras mereka, mereka akan termotivasi untuk bekerja dengan lebih baik. 2. Menciptakan atmosfir positif. Fokus dengan apa yang baik dan kemudian mengekpresikannya akan mengirimkan efek positif baik kepada orang yang bersangkutan ataupun diri sendiri. Selain itu juga pujian akan membuat kita menjadi pribadi yang optimis. Memuji itu tidak susah asalkan ikhlas, sesuatu yang kecil tanpa usaha keras namun bisa membawa perubahan positif yang besar terhadap sekeliling kita. 3. Menebarkan kasih. Memberikan pujian kepada orang-orang terdekat kita akan menciptakan atmosfir kasih sayang. Bayangkan jika istri tidak pernah memuji akan kepintaran, kebijaksanaan, usaha atau kerja keras suami, atau sebalknya jika suami tidak pernah memuji masakan, kecantikan, penampilan atau pekerjaan rumahmu. Hidup akan terasa membosankan jika tidak ada pujian atau rasa penghargaan. Pujian memainkan peranan penting dalam sebuah hubungan. Pujian membuat ikatan menjadi lebih kuat dan membuat kita menjadi pribadi yang lebih menyenangkan di mata orang lain. 4. Meningkatkan kepercayaan diri. Memberikan pujian terkadang bisa menjadi sulit. Kita dapat memuji seseorang saat kondisi kita baik ataupun tidak. Tidak dibutuhkan usaha lahiriah tertentu untuk memuji keahlian atau penampilan seseorang tetapi hal kecil ini bisa menambah kepercayaan diri dan kita juga akan mulai merasakan hal luar biasa tentang diri sendiri. Ketika kita memiliki pandangan positif tentang orang lain, kitapun akan memiliki kepercayaan terhadap diri sendiri. 5. Menghancurkan ego. Kamu berdebat dengan temanmu dan berakhir dengan uneg-uneg di hati. Kamu ingin berbaikan tetapi ada rasa gengsi untuk melakukannya. Cobalah dengan memberikan pujian yang murni dan tulus kepadanya dan kamu akan mendapati ego di hati akan menguap begitu saja. Kita akan punya banyak peluang untuk memberi pujian. Jangan pernah lewatkan kesempatan untuk memuji orang lain. Sebuah pujian yang tulus dan tanpa pamrih akan membawa perubahan baik dalam diri seseorang atau sekeliling kita. Penulis SO
Faktorlingkungan terdiri dari : bimbingan, bantuan dari keluarga (orang tua), sedangkan faktor dari instrumental pendidikan terdiri dari : kurikulum, program, sarana, fasilitas, serta guru. Dalam hal ini orang tua memegang peran yang penting dalam proses pendidikan anak. Pendidikan dalam keluarga merupakan basis pendidikan yang pertama dan utama.
Jawabanalasan nya karena untuk mendapatkan nilai yang bagus, membangakan orang tua dan untuk mendapatkan pujian orang lain. Penjelasansemoga membantu maaf kalau slh Jawabanalasanya adalah orang berprestasi sering mambanggakan orang tua nya,
Pujiandan hadiah, peraturan/ tata tertib sekolah, suri teladan orang tua, guru, dan seterusnya merupakan contoh-contoh konkrit motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar.kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan
Eugenio Maurengio/Getty ImagesSebagian besar orang memberi pujian dengan tulus. Mereka memuji demi menyenangkan perasaan atau menghargai pencapaian seseorang. Mereka kadang juga melakukannya untuk mempererat hubungan dengan orang tersebut. Sayangnya, kebanyakan orang sulit menerima pujian yang diarahkan kepada mereka. Kalau kamu seperti ini, kamu cenderung malu dan malah menjawab tidak Center for Advanced Research on Language Acquisition di University of Minnesota, orang Amerika menghabiskan dua-pertiga dari waktunya menolak pujian yang mereka dapat. Kita biasanya malah menjelek-jelekkan diri sendiri saat disanjung. Misalnya, ada orang yang bilang “Jaket kamu bagus.” Kita mungkin akana mengalihkan pujian “Ini minjem jaket kakak.” b mempertanyakan pujiannya “Beneran bagus?” c atau malah menjawab ini “Jaket ini jelek tahu! Jadi kelihatan lebih gemuk.”Komedian Amy Schumer mencontohkan kebiasaan macam itu dalam video stand up komedinya. Dalam video ini, ada sekelompok perempuan yang mengelak saat disanjung. Namun, kebiasaan ini tidak hanya terjadi di kalangan perempuan saja. Menurut peneliti, pujian membuat laki-laki dan perempuan bingung harus bagaimana menanggapinya. Kalau menerimanya, orang akan mengira kamu belagu. Tapi kalau menolaknya, kamu hanya bersopan santun. “Kebiasaan tersebut seperti sudah terencana,” kata Anne Zell, ahli psikologi sosial dari Augustana menjelaskan sejak kecil kebanyakan manusia diajarkan agar bersopan santun dan rendah hati. Kita juga tidak boleh bersikap angkuh atau tinggi hati. Itu sebabnya kita cenderung mengelak saat ada orang yang memberi pujian. Kita melakukan ini agar orang tidak mengira kita sombong atau lebih baik dari mereka.“Pujian sangat berkaitan dengan penilaian,” tutur Allison Shaw, peneliti komunikasi dari University at Buffalo. “Saya menyadari sesuatu, menilainya dan memberitahumu apa yang saya pikirkan.” Kebanyakan dari kita merasa canggung saat mendapat perhatian seperti berarti ada orang yang memerhatikan perbuatan, pakaian, atau sifat-sifatmu. Berbeda dari pekerjaan atau berkencan yang memang membutuhkan evaluasi, mendapat pujian yang tak terduga—rekan kerja bilang bajumu bagus, catcall dari orang asing di jalanan, atau sahabat yang memuji kelebihanmu—rasanya seperti ada yang mengganggu, kata juga membuat kita merasa orang menaruh harapan tinggi. Kamu akan menolaknya kalau khawatir tidak bisa memenuhi harapannya. Ada penelitian yang menemukan bahwa pujian dari pasangan sering membuat seseorang khawatir akan mengecewakan mereka nantinya. Mengelak bisa membantu mereka mengurangi kecemasan itu.“Orang yang canggung saat disanjung biasanya rendah diri,” kata Guy Winch, psikolog dan penulis Emotional First Aid Healing Rejection, Guilt, Failure and Other Everyday Hurts. Menurutnya, orang suka memastikan pandangannya terhadap dirinya sendiri. Sejumlah psikolog membuktikan proses mental ini dalam penelitian soal mahasiswa yang memilih teman sekamarnya yang diterbitkan pada 2010. Mereka menemukan bahwa murid yang menilai dirinya dengan rendah pada kuesioner kepribadian menunjukkan bahwa mereka akan lebih mempertahankan teman sekamarnya yang juga memandangnya rendah, ketimbang yang menilainya secara kata lain, kamu sulit menerima pujian dari orang lain kalau kamu memandang rendah dirimu sendiri. Kamu akan mengelak atau tidak memercayai pujian tersebut. Kamu mengira mereka tidak tulus saat Winch, menerima pujian sangat bagus untuk meningkatkan kepercayaan dirimu. Kamu bisa memulainya dengan bilang “terima kasih” atau melanjutkan percakapan sampai kamu terbiasa. “Lama-kelamaan perasaan canggungnya akan hilang saat kamu sudah terbiasa,” Winch punya solusi menarik jika kalian menerima pujian. Kamu harus berhenti mempertanyakan apakah kamu pantas disanjung seperti itu atau tidak. Bos lamamu mungkin pernah merendahkanmu, tapi kalau bos barumu bilang hasil kerjamu bagus, maka kamu harus yakin kalau kamu berhak mendapatkan pujian itu. Bisa menerima pujian dengan tulus bagus untuk dirimu sendiri dan orang yang memberi pujian. Menurut Winch, kamu mengakui perasaan mereka terhadapmu. Pujian membuatmu menyadari kalau kamu jauh lebih baik dari yang kamu kira selama ini pertama kali tayang di VICE US
Setiaporang tua pasti ingin anaknya menjadi anak yang baik, pintar, berprestasi dan lain sebagainya. Setiap anak berhak mendapat pujian; Ada banyak sekali orang tua di dunia ini yang banyak menuntut anaknya untuk melakukan ini-itu. mereka, merawat orang tua, dan memenuhi perintah atau keinginan orang tua merupakan sedikit contoh sikap
Setiap orang pasti pernah merasakan indahnya diberi pujian. Pujian seringkali membuat kita semangat. Secara tidak langsung orang lain mengapresiasi apa yang sudah kita lakukan dan memedulikannya. Namun apakah baik jika seseorang mengharap pujian atas dirinya?Seringkali tindakan yang dilandaskan pujian terkesan tidak ikhlas. Mungkin menyenangkan ketika mendapat pujian dari orang lain, padahal bagi orang yang melihatnya malah terkesan sombong dan pamer. Tidak jarang orang-orang menyebutnya sebagai haus pujian atau gila ini terdapat 5 alasan kenapa kamu tidak perlu mengharap pujian dari orang lain. Malah banyak dampak buruk daripada Berharap membuatmu memiliki ekspektasi yang tinggi Pexels/fauxelsTerlalu sering berharap hanya akan membuatmu kecewa. Apalagi jika kamu berharap pujian dari orang lain. Orang lain tidak selalu peduli tentang apa yang kamu lakukan. Belum lagi orang lain tidak akan sama menganggap apa yang kamu lakukan itu baik kamu tidak mengharapkan apa pun dari orang lain karena hanya akan membuatmu kecewa. Apalagi jika hasilnya tidak sesuai yang kamu harapkan, hal tersebut malah membuatmu jatuh dan patah perlu berhenti berekspektasi tinggi atas tindakan tertentu. Cukup lakukan dengan niat untuk perkembangan dan kualitas dirimu sendiri. Jangan banyak menggantungkan semangatmu pada orang lain. Jika yang kamu lakukan memang hebat orang lain dengan tulus akan memberi pujian tanpa kamu Pujian membuatmu tidak bisa berpikir jernih dan logis Pexels/Andrea PiacquadioPujian membuatmu mudah ditipu. Bisa saja apa yang dilakukan orang lain hanya menjilatmu’ untuk maksud tertentu. Hal tersebut membuatmu tidak bisa berpikir jernih dan logis. Kamu mengiyakan apa saja yang dia mau ketika kamu dipuji. Padahal tidak selalu pujian diucapkan karena kamu melakukan sesuatu yang terdapat pujian untuk menyindir dan membuatmu jatuh. Kalimat tersebut biasa disebut sarkasme. Seseorang yang haus pujian akan bangga dengan yang diucapkan orang lain, tanpa menyadari bahwa dia sedang disindir dan terlihat bodoh. Baca Juga Hindari Kesan Fake, Ini 5 Cara Mudah Memberikan Pujian pada Teman! 3. Sering membuatmu terlena dalam berusaha Pexels/Ali PazaniPujian membuatmu merasa bahwa dirimu lebih baik dari orang lain. Jujur saja, justru perilaku tersebut tidak baik bagi kamu yang sedang berusaha. Pujian sering membuatmu terlena dalam berusaha. Terkadang setelah mendapat pujian kita akan bersantai-santai karena yakin bahwa apa yang kita lakukan sudah sangat seharusnya ketika mendapat pujian, kamu harus tetap berusaha dalam meningkatkan keterampilan dan memperbaiki diri sendiri. Pujian membuatmu merasa tidak memiliki kesalahan dan tidak melakukan inovasi untuk perubahan. Hati-hati zona nyaman sering menjadikanmu seseorang yang Lama-lama orang lain tidak akan menyukaimu ada yang betah berada di lingkungan dengan orang-orang yang haus pujian. Sebagian orang tidak menyukai sifat-sifat seperti ini. Hubungan pertemanan yang terjalin tidak berdasarkan saling membantu dan ketulusan. Orang lain akan mudah menilaimu pamer dan senang cari jarang maksud mengharap pujian membuatmu tidak disukai teman-temanmu. Sifat mengharapkan pujian juga membuatmu tidak menghargai usaha orang lain alias terbutakan dengan dirimu sendiri. Kamu merasa membutuhkan pujian, padahal seharusnya kamu juga perlu memberikannya kepada Membuatmu jarang introspeksi diri dan sulit mengakui kesalahanPexels/Erika CristinaIntrospeksi diri sangat penting dilakukan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam hal apapun kita harus sering-sering melakukannya. Sayangnya pujian membuat kita selalu memiliki kesan yang baik dan terhindar dari kesalahan, sehingga jarang melakukan introspeksi diri. Karena sudah terlalu nyaman untuk dipuji, kita sering menutup-nutupi kesalahan agar tetap memiliki citra yang ini merupakan salah satu bentuk berbohong kepada diri sendiri. Tidak selalu pujian membuat usaha kita semakin baik, malah kritik yang objektif lebih dibutuhkan. Pujian membuat kita serasa tidak memiliki kesalahan dan sudah merasa paling perlu kamu lakukan bukannya menolak pujian, ya. Namun, berhenti berharap bahwa orang lain akan memberikan pujian. Apalagi jika orang lain tahu bahwa apa yang kamu lakukan hanya berharap mendapat pujian, jangan berharap kamu bisa tulus berteman dengannya. Baca Juga Jangan Berlebihan, 5 Efek Buruk Akibat Terlalu Sering Dipuji IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Pemerintah Kota (Pemko) Batam meraih tiga prestasi sekaligus dalam sepekan lalu. Capaian gemilang tersebut dipersembahkan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, dan Amsakar Achmad, kepada seluruh masyarakat Kota Batam. Adapun prestasi yang diraih sepekan terakhir mulai yakni juara umum Seleksi Tilawatil Qur'an dan Hadis (STQH) IX tingkat Provinsi Kepri,
Unduh PDF Unduh PDF Berhasil membuat orang lain kagum atau bahkan merasa hormat dengan Anda? Selamat! Lantas, seperti apa tanggapan yang sebaiknya Anda berikan kepada orang tersebut? Jika Anda kerap merasa kesulitan untuk merespons pujian yang diterima, inilah saat yang tepat untuk mempelajari cara menerima dan menghargai pujian dari orang lain. Kiat yang pertama dan utama, hindari dorongan untuk merendahkan diri atau menyederhanakan kerja keras Anda. Alih-alih, akui pujian tersebut dan ucapkan terima kasih. Toh Anda memang pantas menerimanya, bukan? 1 Cukup katakan “Terima kasih.” Jangan berpikir terlalu rumit atau berusaha mencari makna terselubung dari komentar semua orang. Dengan kata lain, jika seseorang memuji Anda, berikan tanggapan yang paling sederhana yaitu ucapan terima kasih.[1] Misalnya, jika seseorang memuji penampilan Anda, padahal Anda sedang merasa kurang cantik atau tampan, cukup ucapkan, “Terima kasih.” Jangan mencari “makna tersembunyi” atau membuat interpretasi mengenai pujian tersebut untuk menyangkal ketulusannya! Dengan kata lain, terima pujian tersebut sebagaimana adanya. Misalnya, jika seseorang berkata, “Rambutmu bagus sekali hari ini!” jangan menganggapnya sedang berkata secara tersirat bahwa rambut Anda di hari-hari lain tidak bagus. 2 Ekspresikan rasa syukur Anda. Terlepas dari setuju atau tidaknya Anda dengan pujian tersebut, jangan ragu mengucapkan terima kasih karena orang tersebut telah bersedia meluangkan waktunya untuk memuji Anda.[2] Misalnya, jika seseorang memuji perilaku anjing Anda yang sangat penurut, tanggapi pujian tersebut dengan berkata, “Wah, kamu baik sekali. Terima kasih.” 3 Berikan pengakuan jika diperlukan. Jika seseorang memberikan pujian untuk hal-hal yang tidak Anda lakukan sendirian, jangan lupa mengakui kinerja orang-orang yang membantu Anda. Hal ini terutama penting untuk dilakukan ketika Anda menerima pengakuan untuk suatu pencapaian. Ingat, jangan pernah lupa memberikan pengakuan untuk orang-orang yang telah mengontribusikan tenaganya untuk membantu Anda.[3] Misalnya, jika adik Anda membantu menyiapkan makanan yang Anda sajikan untuk tamu, jangan lupa menyebut namanya ketika para tamu yang hadir memuji rasa masakan Anda. Misalnya, Anda bisa berkata, “Terima kasih, tadi Abby membantuku memasak makanan itu. Senang sekali kalau kalian menyukainya.” 4 Kembalikan pujian yang diterima. Salah satu cara yang positif untuk menanggapi pujian seseorang adalah dengan mengembalikannya. Meski Anda tidak harus mengucapkannya saat itu juga, teruslah mengingat pujiannya dan cari aspek positif dari orang tersebut yang juga bisa Anda puji. Amati hal-hal positif yang dilakukan oleh orang-orang di sekitar Anda dan tunjukkan pengakuan Anda.[4] Biasakan diri untuk mencari hal-hal yang positif dari orang lain dan mengekspresikan kekaguman Anda dengan jujur. Percayalah, semua orang akan merasa bahagia jika kerja keras dan perilaku positifnya diakui oleh orang lain. Oleh karena itu, jangan ragu menunjukkan bahwa Anda menyadari kebaikan hati dan pencapaian mereka. 5 Bersyukurlah. Banyak orang khawatir terlihat terlalu percaya diri atau justru canggung ketika menerima pujian. Kuncinya agar tidak terlihat demikian adalah dengan menerima pujian tersebut sebagaimana adanya. Misalnya, memberikan tanggapan seperti “Aku tahu, terima kasih” dapat terdengar kurang sopan, sekalipun maksudnya adalah untuk mengakui kerja keras Anda. Alih-alih, berusahalah untuk menunjukkan rasa terima kasih dengan hangat dan penuh penerimaan.[5] Misalnya, jika Anda telah bekerja keras untuk mempresentasikan materi dan berhasil melakukannya, tidak perlu menyampaikan seluruh informasi tersebut secara mendetail ketika dipuji. Alih-alih, Anda bisa mengakui kerja keras tersebut dengan berkata, “Terima kasih, aku sudah bekerja keras untuk menyelesaikannya. Senang sekali Anda bisa menikmatinya.” 6 Tunjukkan ekspresi nonverbal yang tepat. Dengan kata lain, tunjukkan seberapa besar penerimaan Anda terhadap pujian yang diterima melalui bahasa tubuh. Tatap mata orang tersebut dan tunjukkan ketertarikan serta keterlibatan Anda melalui ekspresi wajah yang tepat. Secara khusus, jangan menyilangkan tangan di depan dada yang sejatinya mengindikasikan bahwa Anda tidak bisa menerima atau sulit memercayai pujian tersebut.[6] Ketika menerima pujian, senyuman Anda sejatinya sudah cukup menjelaskan seberapa besar rasa terima kasih Anda kepada orang tersebut. 7 Belajarlah menanggapi ejekan berbulu pujian. Beberapa orang gemar memberikan memberikan pujian yang sarkastis untuk menyamarkan ejekannya. Misalnya, Anda mungkin pernah mendengar pujian seperti, “Wah, dekorasi liburanmu boleh juga ya, walaupun uang yang kamu keluarkan sedikit sekali." Menanggapi pujian semacam ini memang sedikit rumit, terutama karena Anda perlu terlebih dahulu mengevaluasi makna yang sebenarnya. Jika mereka hanya mencari perhatian atau simpati, silakan mengabaikannya atau hanya menanggapi aspek yang positif dalam pujian tersebut. Namun, jika mereka terlihat benar-benar tidak bermaksud buruk, cukup ucapkan terima kasih dan pergilah dari hadapannya. Misalnya, salah seorang kerabat mungkin akan memberikan pujian semacam ini untuk mengomentari kehidupan pernikahan Anda. Alih-alih tersinggung, cukup ucapkan, “Terima kasih, Tante Maude!” Jika ternyata mereka hanya ingin mencari perhatian Anda, seperti dengan berkata, “Kamu cantik lho, hari ini. Kenapa sih, nggak mau berpakaian begini lebih sering?” cukup tanggapi aspek yang positif dari kalimat tersebut dengan berkata, “Terima kasih karena kamu sudah menyadarinya.” Iklan 1 Akui kekuatan Anda. Jika hujan pujian kerap membuat Anda merasa malu karena tidak ingin terlihat pamer atau sombong, pahamilah terlebih dahulu bahwa pengakuan tersebut memang layak Anda terima. Menerima pujian tidak merepresentasikan kesombongan! Jika seseorang memuji performa istimewa Anda di sebuah proyek, akuilah bahwa Anda memang telah bekerja keras, dan ucapkan terima kasih karena mereka telah menyadarinya.[7] Misalnya, jika Anda telah bekerja sangat keras untuk menghasilkan materi presentasi yang istimewa dan seseorang berkata, “Wow, presentasimu bagus sekali!” akui usaha Anda dengan berkata, “Terima kasih! Aku memang berusaha keras untuk menghasilkan materi presentasi yang terbaik.” 2 Jangan menegasi pujian yang diterima. Kemungkinan, Anda tergoda untuk menyangkal pujian yang diterima agar terlihat rendah hati. Padahal, dengan mengucapkan kalimat seperti, “Ah, biasa saja, kok,” atau “Nggak perlu dipuji ah, cuma begini, kok,” sejatinya Anda sedang merendahkan diri, merendahkan pujian yang diterima, dan merendahkan orang yang memberikannya! Lagi pula, orang tersebut juga bisa merasa sakit hati ketika pujiannya ditolak.[8] Misalnya, jika seseorang memuji kebersihan rumah Anda, hindari dorongan untuk berkata, “Aduh, ini masih kotor! Aku belum membersihkan rumah selama satu minggu, lho.” Reaksi semacam itu justru dapat membuat mereka sungkan atau bahkan memandang Anda sebagai orang yang jorok. 3 Pandang diri Anda dari kacamata orang lain. Luangkan waktu untuk merefleksikan setiap pujian yang Anda terima. Terlepas dari perasaan atau penilaian pribadi Anda terhadap kebenaran pujian tersebut, berusahalah meluangkan waktu untuk memandang diri Anda dari kacamata orang lain. Kemungkinan besar, Anda akan menemukan sesuatu yang positif dari diri sendiri dan merasa lebih baik setelahnya.[9] Misalnya, jika performa Anda di kantor selalu berbuah pujian, artinya orang lain memang menyadari seberapa istimewanya kinerja Anda. Pahamilah bahwa evaluasi mandiri cenderung lebih “tajam” atau menuntut daripada evaluasi yang diberikan oleh orang lain. Itulah mengapa, jika Anda merasa terus-menerus meragukan pujian yang diterima, kemungkinan besar ada hal yang harus diubah dari proses evaluasi mandiri Anda. 4 Tingkatkan harga diri. Jika mampu menilai diri secara positif, kemungkinan besar pujian dari orang lain ketika menyadari kepositifan yang sama justru akan membuat Anda senang. Itulah mengapa, Anda perlu belajar meningkatkan harga diri untuk mengurangi resistansi diri terhadap pujian.[10] Caranya, berpikirlah positif mengenai diri sendiri dan sadari nilai diri Anda.[11] Misalnya, tuliskan hal-hal yang Anda sukai dari diri sendiri dan baca kembali daftar tersebut kapan pun rasa rendah diri mulai muncul. Iklan Jangan mengubah topik sebelum mengakui pujian yang diterima. Jika orang lain bersedia meluangkan waktunya untuk memuji Anda, kemungkinan besar pujian tersebut memang tulus dan harus disikapi dengan tulus pula. Berikan tanggapan yang singkat, lugas, dan jelas. Tidak perlu berusaha menutupi rasa malu atau canggung dengan puluhan kata yang tidak bermakna! Ingat, Anda memiliki hak yang sama dengan orang lain untuk menerima pujian. Lantas, mengapa harus merasa malu? Iklan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?
DBrSrA. 270 464 304 291 70 262 401 413 158
berprestasi untuk mendapat pujian orang